Jakarta, CNN Indonesia —
Ilmuwan Geologi Gempa Bumi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mudrik R. Daryono menyebut prediksi Sesar Lembang Berencana pecah paling lambat pada 2170 menimbang catatan historis gempa besar berulang antara 170 Sampai saat ini 670 tahun.
“Bila mengacu pada siklus ulang gempa besar yang Sudah diperkirakan, maka secara teoritis gempa besar berikutnya dapat terjadi paling lambat sekitar tahun 2170. Artinya, secara waktu, perkiraan, siklus ini Sudah relatif dekat dengan masa Hari Ini,” ujarnya dalam sebuah keterangan, Kamis (28/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan penelitian paleoseismologi atau kajian jejak gempa purba menunjukkan bahwa Sesar Lembang Sudah beberapa kali memicu gempa besar di masa lalu.
Peristiwa yang paling muda diperkirakan terjadi pada abad ke-15. Sementara sebelumnya terdapat bukti gempa sekitar 60 tahun sebelum Masehi yang meninggalkan jejak pergeseran setinggi 40 sentimeter.
Lebih jauh ke belakang ditemukan pula jejak gempa yang jauh lebih tua, yaitu sekitar 19 ribu tahun lalu. Dari catatan tersebut, para ahli memperkirakan bahwa gempa besar di Sesar Lembang berulang dalam rentang waktu antara 170 Sampai saat ini 670 tahun.
Meski demikian ia menegaskan hal tersebut hanya gambaran rentang waktu, bukan kepastian tentang kapan gempa Berencana Sungguh-sungguh terjadi.
Sesar Lembang bukan sekadar garis patahan di peta, melainkan sistem geologi aktif yang keberadaannya dapat terlihat jelas di lapangan. Bukti bahwa pernah terjadi gempa bumi bermagnitudo 6,5-7 Bahkan tampak dari hasil uji parit di kilometer 11,5.
Pergerakan Sesar Lembang
Mudrik menyebut pergerakan sesar lembang sebagian besar mendatar, dengan hanya 20 persen pergerakan naik-turun.
“Secara keseluruhan, pergeseran di Sesar Lembang hampir seluruhnya didominasi oleh pergeseran mendatar, yaitu sekitar 80 sampai 100 persen. Sedangkan pergeseran naik-turun hanya sekitar 0 sampai 20 persen,” tuturnya.
Mudrik menjelaskan Sesar Lembang membentang sepanjang hampir 29 kilometer, mulai dari Padalarang Sampai saat ini kawasan Cimenyan. Sesar ini disebut terletak tidak jauh dari Kota Bandung, tepat di kaki Gunung Tangkuban Parahu.
Ia menjelaskan bahwa Sesar Lembang pada dasarnya Merupakan patahan besar di kerak bumi yang menjadi jalur pergeseran batuan. Pergeseran yang terjadi lebih banyak mendatar ke arah kiri, sehingga bagian utara dan selatan sesar bergerak saling berlawanan.
“Bukti nyata bisa dilihat dari pergeseran Sungai Cimeta yang Sudah bergeser sejauh 120 meter, bahkan di beberapa Tempat mencapai 460 meter,” jelas Mudrik.
Ditambah lagi dengan, ada Bahkan pergeseran naik-turun permukaan tanah.
Di bagian barat, mulai dari kilometer 0 sampai kilometer 6, permukaannya masih datar. Lalu, muncul perbedaan tinggi Sampai saat ini sekitar 90 meter sebelum kembali mengecil ke arah timur.
Bukti pergeseran sungai dan perubahan tinggi tersebut, kata Mudrik, Merupakan proses sedikit demi sedikit yang berlangsung ratusan ribu tahun Sampai saat ini Hari Ini.
Pergerakan sedikit demi sedikt tersebut Merupakan Dalang gempa bumi yang mengguncang wilayah Bandung dan sekitarnya.
Lebih lanjut, penelitian terbaru menunjukkan Sesar Lembang bergerak dengan kecepatan sekitar 1,9 Sampai saat ini 3,4 milimeter setiap tahun.
Meski terlihat sangat kecil, pergeseran yang terus berlangsung ini, bila terakumulasi selama ratusan tahun, dapat memicu terjadinya gempa bumi.
“Hal ini terbukti dari hasil penelitian paleoseismologi melalui penggalian parit di kilometer 11,5, yang menemukan adanya pergeseran setinggi 40 sentimeter. Di mana, bagian selatan sesar terangkat dibanding sisi utara. Pergeseran sebesar itu menjadi bukti nyata bahwa di masa lalu pernah terjadi gempa dengan kekuatan sekitar magnitudo 6,5 Sampai saat ini 7,” katanya.
“Perkiraan ini Bahkan sejalan dengan panjang Sesar Lembang yang mencapai 29 kilometer, yang memang berpotensi menghasilkan gempa dengan besaran tersebut,” tambahnya.
(lom/fea)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA