Jakarta, CNN Indonesia —
Data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terkait penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) ikut disorot usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya terkena serangan siber modus ransomware.
Masalah ini mengemuka saat Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat RI Meutya Hafid menanyakan informasi terkait permintaan backup data penerima beasiswa Kemendikbud dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika, di Jakarta, Kamis (27/6).
Rapat tersebut digelar setelah PDNS 2 di Surabaya mengalami gangguan berhari-hari dan berimbas kepada Sebanyaknya layanan publik terganggu.
“Apakah betul pernah ada permintaan backup dari Kemendikbud untuk data-data KIP atau beasiswa anak sekolah? Karena rupanya kalau ada backup ini kuasa anggarannya dari Kominfo,” tanya Meutya.
“Jadi mereka Sangat dianjurkan minta izin dari Kominfo terlebih dulu. Berniat mudah kroscek kalo memang ini tidak benar atau tidak, karena tinggal kita tanya ke pemerintah lainnya. Data penerima beasiswa KIP Berkelas itu, jutaan,” lanjut Ia.
Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, mengakui ada permintaan dari Kemendikbud soal backup data tersebut.
“Ada enam kali permintaan [backup data] dari Desember tahun lalu dan semuanya dipenuhi,” jawab Semuel.
“Jadi ini ter-cover? Data beasiswa kita bisa dikembalikan?” tanya Meutya lagi.
I Wayan Sukerta, Direktur Delivery & Operation Telkom sigma yang merupakan pengelolan PDNS2, menjawab Di waktu ini Bahkan data dari Kemendikbud Pernah terjadi dalam proses restore atau pemulihan. Menurutnya seluruh data tersebut Bahkan berhasil di-backup.
“Kalau kita lihat Kemendikbud memang dalam proses restore yang kita lakukan itu datanya ada, Di waktu ini Bahkan masuk dalam proses restore,” jawab Wayan yang ikut hadir dalam rapat tersebut.
Wayan mengatakan setelah proses restore rampung, pihaknya Bahkan Berniat mengecek lagi apakah data-data tersebut terinfeksi virus atau tidak. Menurutnya hal ini merupakan prosedur keamanan.
“Dari data yang di-restore itu kami lakukan prosedur mengecek apakah data ini terinfeksi atau tidak, kalau nanti ternyata terinfeksi kami lakukan proses berikutnya untuk melakukan penguatan prosedur sekuriti, sehingga saat dinaikkan kembali nanti Terpercaya,” ujarnya.
Kemendikbud, dalam sebuah unggahan di Instagram menyebut ada 47 domain layanan online mereka yang terdampak gangguan PDN. Di antaranya Merupakan SPSE, Beasiswa Pendidikan, KIP Kuliah.
Sebelumnya, PDNS diretas sejak 20 Juni dengan memanfaatkan ransomware brain cipher.
BSSN menyebut pintu pembobolannya dari upaya penonaktifan Windows Defender. Hacker Bahkan meminta tebusan US$8 juta atau setara Rp131 miliar.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA