Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi di Sebanyaknya daerah dalam periode sepekan ke depan. Simak prediksinya.
Menurut BMKG, Sesuai aturan analisis klimatologis, Sampai saat ini periode April-Juni 2025, sebanyak 57,7 persen wilayah Indonesia Pernah memasuki musim kemarau. Wilayah yang Pernah mengalami awal musim kemarau meliputi sebagian besar Sumatera, Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sementara itu, sebagian wilayah lainnya masih berada dalam masa peralihan musim [pancaroba], yang ditandai dengan cuaca cerah atau terik pada pagi Sampai saat ini siang hari dan potensi hujan lokal pada sore Sampai saat ini malam hari,” kata BMKG dalam Prospek Cuaca Mingguan Periode 13-19 Mei 2025.
Menurut BMKG hal ini dipengaruhi oleh Sebanyaknya faktor. Salah satunya Merupakan keberadaan Bibit Siklon Tropis 93P yang terdeteksi di wilayah Laut Arafura, sebelah barat Papua Selatan.
Ditambah lagi dengan, BMKG Bahkan mengidentifikasi sirkulasi siklonik di beberapa Tempat, Dengan kata lain di Samudra Hindia barat daya Bengkulu, Laut Halmahera, dan Samudura Pasifik utara Papua.
Kondisi labilitas atmosfer yang cukup signifikan di beberapa wilayah turut Membantu pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas Pada Di waktu ini sedang Sampai saat ini lebat, disertai kilat/petir dan angin kencang.
Merujuk hasil pengamatan curah hujan dalam tiga hari terakhir, hujan berintensitas Pada Di waktu ini sedang Sampai saat ini lebat masih terjadi di berbagai wilayah Indonesia.
Beberapa wilayah yang mencatat curah hujan lebat antara lain DIY sebesar 115,3 mm/hari, Banten sebesar 103,0 mm/hari, dan Bali sebesar 121,4 mm/hari. Sementara itu, hujan dengan intensitas Pada Di waktu ini sedang teramati di Sebanyaknya wilayah lainnya, meliputi sebagian besar kawasan di Sumatera, Jawa, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Malut, dan Papua.
BMKG melanjutkan, pada periode terkini, sebagian besar wilayah Indonesia masih berada dalam fase peralihan musim, yang secara klimatologis ditandai dengan kontras suhu udara antara pagi dan siang hari.
“Peningkatan intensitas radiasi matahari pada pagi Sampai saat ini siang hari berkontribusi terhadap penguatan proses konvektif di lapisan atmosfer bawah, sehingga Memanfaatkan potensi terbentuknya awan konvektif pada sore Sampai saat ini malam hari,” ujar BMKG.
“Kondisi ini berpeluang menimbulkan hujan dengan karakteristik tidak merata, berdurasi singkat, berintensitas Pada Di waktu ini sedang Sampai saat ini lebat, serta disertai kejadian kilat/petir dan angin kencang di Sebanyaknya wilayah,” lanjutnya.
(dmi/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA