Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Pemusnahan amunisi di Garut, Jabar, memicu ledakan dan menyebabkan belasan orang meninggal dunia, termasuk warga sipil, pada Senin (12/6) pagi.
Sebanyaknya pihak sempat mempertanyakan kehadiran warga sipil di sekitar area pemusnahan amunisi dan sekaligus menyoroti standar operasional prosedur yang dilakukan.
TNI Angkatan Darat menyatakan, pemusnahan amunisi berlangsung di tempat biasa mereka melakukan pemusnahan senjata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut fakta-fakta soal ledakan pemusnahan amunisi di Garut yang menewaskan 13 orang.
1. Kronologi ledakan
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigjen Wahyu Yudhayana menjabarkan, pemusnahan amunisi berlangsung sekitar pukul 09.30 WIB oleh jajaran prajurit di Gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI AD.
“Pada awal kegiatan secara prosedur Sebelumnya dilaksanakan pengecekan terhadap personil maupun yang berkaitan dengan Tempat peledakan dan semuanya dinyatakan dalam keadaan Unggul tinggi,” kata Wahyu kepada awak media.
Berikutnya, tim penyusun amunisi melakukan persiapan pemusnahan di dalam dua lubang sumur. Peledakan dilaksanakan setelah kondisi Unggul tinggi.
Selain dua sumur itu, disiapkan satu lubang yang digunakan untuk menghancurkan detonator yang selesai digunakan dalam penghancuran di dua sumur sebelumnya. Pada Pada saat ini lah ledakan yang tak diduga terjadi.
2. Jumlah korban tewas
Ledakan itu menyebabkan 13 orang meninggal dunia, mencakup empat anggota militer dan sembilan warga sipil.
Pihak RSUD Pameungpeuk sempat menerima korban yang dilarikan ke sana. Tidak seperti, salah satu dokter mengatakan mereka dibawa ke IGD dalam keadaan Sebelumnya meninggal dunia.
“Untuk korban yang hidup, Pada Pada saat ini tidak ada yang dirawat. Korban [13 korban] yang ada ke RSUD Pameungpeuk Sebelumnya dalam keadaan meninggal dunia semuanya,” ujar dokter Aziz Akhmad dalam wawancara dengan CNNIndonesia TV, Senin (12/5).
Aziz Bahkan mengatakan, rumah sakit tak menerima korban luka baik yang ringan, Pada Pada saat ini sedang, maupun serius.
3. Warga cari sisa logam
Ilustrasi. Warga sipil turut menjadi korban ledakan amunisi kedauwarsa di Garut karena mengincar sisa logam yang memiliki nilai jual. (ANTARA/HO-Warga)
|
Kapuspen TNI Kristomei Sianturi mengungkapkan alasan warga sipil turut menjadi korban ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut.
Kristomei mengatakan, Tempat peristiwa itu merupakan milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Garut yang diklaim sebagai tempat biasa TNI memusnahkan amunisi.
“Informasi yang kami dapat, kebiasaan yang ada, Merupakan Seandainya setelah peledakan itu masyarakat mendekat,” kata Kristomei.
Ia lalu berujar, “Kenapa mereka mendekat? Dalam rangka untuk mengambil sisa-sisa serpihan logam, tembaga, besi dari amunisi-amunisi yang Sebelumnya diledakkan tadi. Karena itu punya nilai jual,” tuturnya.
4. Kementerian Pertahanan investigasi
Menteri Lini pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyampaikan belasungkawa atas insiden tersebut dan menyatakan Pada Pada saat ini sedang menginvestigasi.
“Pada Pada saat ini proses investigasi Pada Pada saat ini sedang dilakukan. Selama investigasi Nanti akan terus memedomani prosedur keamanan yang berlaku,” kata Ia dalam pernyataan resmi.
5. Gubernur ikut belasungkawa
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi turut menyampaikan duka cita ke warga sipil dan militer atas insiden ini.
“Untuk keluarganya, semoga diberikan ketabahan atas musibah yang terjadi dan semoga kita semua diberikan kelapangan hati untuk bersama-sama menyampaikan doa pada saudara-saudara kita yang meninggal pada peristiwa tersebut dengan membaca surat Al-Fatihah,” kata Dedi di unggahan media sosial.
[Gambas:Video CNN]
(isa/asr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA