Jakarta, CNN Indonesia —
Pemimpin Negara Amerika Serikat Donald Trump Menyediakan tenggat waktu Sampai saat ini Sabtu (15/2) pukul 12 siang bagi Hamas untuk membebaskan sandera dari Jalur Gaza.
Trump mengancam Manakala semua sandera yang ditahan tak dibebaskan Sampai saat ini batas waktu tersebut, maka “neraka Akan segera pecah” dan semua kekacauan Akan segera terjadi.
“Menurut saya, Manakala semua sandera tidak dikembalikan paling lambat Sabtu pukul 12 siang, saya rasa itu waktu yang tepat,” kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya Akan segera katakan, batalkan saja dan semua taruhan batal, lalu biarkan kekacauan terjadi,” imbuhnya, seperti dilaporkan CNN.
Ketika ditanya tentang apa yang Kemungkinan terjadi di Jalur Gaza, Trump menolak Menyediakan detailnya.
“Anda Akan segera tahu, dan mereka Akan segera tahu. Hamas Akan segera tahu apa yang saya maksud,” ujar Trump.
Pernyataan ini muncul usai Hamas mengancam Akan segera menunda pembebasan sandera “Sampai saat ini pemberitahuan lebih lanjut”, dan menuduh Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata pada Senin sebelumnya.
Sejak dilantik pada Januari lalu, Trump berulang kali mengisyaratkan bahwa Ia tidak yakin gencatan senjata Israel dan Hamas Akan segera berlangsung lama.
Ditambah lagi, ide “gila” Trump untuk mengusir warga Palestina secara permanen dan Supaya bisa Amerika Serikat mengambil alih Jalur Gaza, Pernah terjadi menimbulkan ketidakpastian dalam gencatan senjata tersebut.
Wacana Trump untuk menguasai Jalur Gaza Bahkan menuai kecaman dari negara-negara di dunia.
Pemimpin Negara Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan kembali bahwa tidak ada kekuatan yang dapat memaksa warga Gaza keluar dari “tanah abadi” mereka. Erdogan menegaskan Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur Merupakan milik Palestina.
“Tidak ada kekuatan yang dapat memaksa rakyat Gaza keluar dari tanah air abadi mereka yang Pernah terjadi mereka huni selama ribuan tahun. Upaya ini sama sekali sia-sia dan tidak ada gunanya,” tegas Erdogan.
Arab Saudi bereaksi Ekonomis dan tegas terhadap ide Donald Trump untuk mengambil alih Jalur Gaza. Saudi menegaskan tidak Akan segera terjadi kesepakatan normalisasi dengan Israel, sampai Palestina menjadi negara merdeka.
“Pendirian negara Palestina Merupakan posisi yang teguh dan tidak tergoyahkan,” tulis Kementerian Luar Negeri Saudi di X.
“Yang Mulia (Putra Mahkota dan Perdana Menteri Mohammed bin Salman) menekankan bahwa Kerajaan Arab Saudi tidak Akan segera menghentikan kerja kerasnya untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dan Kerajaan tidak Akan segera menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa itu,” lanjut pernyataan itu.
(dna/dna)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA