Jakarta, CNN Indonesia —
Konflik Bersenjata dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China semakin memanas usai Donald Trump menjadi Kepala Negara AS.
Trump menetapkan kebijakan tarif Produk Impor 10 persen kepada China. Awalnya kebijakan tarif ditetapkan 25 persen untuk Kanada dan Meksiko dan China sebesar 10 persen.
Meskipun demikian, Trump kemudian menangguhkan kebijakan ini untuk Meksiko dan Kanada, tapi tidak untuk China.
Tak tinggal diam, China Berniat mengenakan tarif atau bea masuk 15 persen untuk Produk Impor batu bara dan gas alam cair (LNG) dari AS.
Komisi Tarif Bea Cukai Dewan Negara China menyatakan tarif itu Berniat berlaku mulai 10 Februari 2025.
Mereka Bahkan mengumumkan bakal ada tarif 10 persen ke Produk Impor minyak mentah, mesin pertanian, kendaraan berkapasitas besar, dan truk pikap dari AS.
Lantas bagaimana dampak Konflik Bersenjata dagang pada pergerakan bursa Asia, Eropa, dan AS?
Melansir Sebanyaknya indeks global, bursa Asia khususnya China mayoritas menguat sebulan terakhir. Indeks Shanghai SE Composite menguat 0,85 persen, Shenzhen SE A Share Indx menguat 33,7 persen, Shanghai G-Shares menguat 0,85 persen, dan ChiNext Index menguat 2,88 persen.
Sementara itu, bursa Hong Kong bervariasi. Indeks Hang Seng Index menguat 4,56 persen selama sebulan terakhir dan Hang seng Composite INDX menguat 4,41 persen. Sedangkan Hang Seng HK 35 Index melemah 0,38 persen dan Hang Seng China AFF.CRP melemah 2,21 persen.
Bursa Eropa menguat. S&P EUROPE 350 Index menguat 5,5 persen sebulan terakhir, Euro Stoxx 50 Pr menguat 0,89 persen, dan S&P Euro Index menguat 0,67 persen.
Sementara itu, bursa Amerika Bahkan mayoritas menguat selama sebulan terakhir. NYSE Composite Index menguat 0,47 persen, S&P 500 INDEX menguat 0,72 persen, dan Nasdaq Composite menguat 0,16 persen.
(fby/sfr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA