Kapolda Sumbar Ungkap Hasil Penyelidikan Kematian Afif Maulana


Kapolda Sumbar Irjen Suharyono kembali mempertegas Dalang kematian remaja 13 tahun bernama Afif Maulana pada 9 Juni 2024 silam, bukan karena penyiksaan aparat kepolisian, melainkan karena melompat ke sungai.

Suharyono berkata pada saat kejadian, Afif diduga ikut tawuran dan kabur saat dibubarkan tim Sabhara Polda Sumbar Sampai saat ini terjun ke sungai.

“Saat di TKP di Jembatan Kuranji, sepeda Kendaraan Bermotor Roda Dua yang dibawa Aditia yang membonceng Afif terjatuh. Dan memang jatuh, dan memang ditendang anggota kami dua orang. Pernah kami periksa anggotanya. Jatuh di titik satu sampai 5 (sisi kiri jembatan), jadi memang kencang laju sepeda motornya,” kata Kapolda di Mapolda Sumbar, Minggu (30/6).


Suharyono membeberkan kronologis peristiwa. Menurutnya, ketika sepeda Kendaraan Bermotor Roda Dua Adit dan Afif jatuh, dua anggota yang menendang tetap melaju dan mengejar para pelaku tawuran lainnya. Di saat itulah, ada waktu 5 detik antara Aditia dan Afif berbicara.

“Sehingga ada limit waktu di situ. Tim swiper (anggota Sabhara) itu datang setelah mereka berdua (Aditia dan Afif) bercakap di atas jembatan. Waktunya tidak lebih lima detik, karena Pada waktu itu Mudah-Mudah Afif mengajak melompat. Ini Sungguh-sungguh Aditia sebagai saksi kunci dan polisi yang diajak bicara Dikenal sebagai tim swiper Bahkan saksi kunci,” kata Ia.

“Afif Maulana mengajak lompat. ‘Bang kita melompat saja’. Dijawab Aditia ‘jangan lompat, kita menyerahkan diri saja’. Upaya mengajak Pernah jelas, upaya ingin melompat Pernah jelas, upaya ditolak ajakan itu Pernah jelas. Tetapi kita hanya satu tidak ada saksi yang melihat, kapan Ia melompat. Kapan Ia melakukan niatnya itu. Kapan Ia merealisasikan ajakannya itu,” sambung Suharyono.

Ia menjelaskan, saat tim swiper datang, Aditia Saat ini Bahkan Bahkan sedang sibuk mencari handphonenya yang hilang. Dalam waktu hitungan detik Ia menengok ke kiri, lehernya dipegang polisi.

“Saat ditangkap, Aditia menyampaikan ke anggota polisi ‘pak teman saja tadi ada melompat’. Polisinya menjawab tidak Mungkin, dan tidak percaya menerima informasi dari Aditia. Ini kami meluruskan sesuai fakta, tidak asumsi atau mengada,” tegasnya.

“Di saat Ia (Aditia) menyampaikan temannya ada yang melompat dan polisi tidak percaya, polisi hanya menjawab tidak Mungkin. Kenapa polisi menjawab itu, karena tinggi (dari atas jembatan ke sungai). Tidak Mungkin ada orang yang (berani) melompat. Sehingga Aditia bersama sepeda Kendaraan Bermotor Roda Dua dibawa ke Mapolsek Kuranji,” tambahannya.

Suharyono menyesalkan informasi awal yang berkembang bahwa di atas Jembatan Kuranji ada Afif lalu dikerumuni para anggota kepolisian dengan rotan. Hal ini sama sekali tidak benar.

“Itu Pernah kami klarifikasi ke Aditia, tidak ada (Afif). Jadi ada informasi yang miss understanding di dalam konteks pertama apa yang terjadi di atas jembatan,” ujar Ia.

Suharyono menegaskan bahwa di atas Jembatan Kuranji hanya ada sepeda Kendaraan Bermotor Roda Dua beserta barang bukti senjata tajam yang berserakan. Setelah polisi menyita dan mengamankan, Aditia dibawa ke Polsek Kuranji.

“Afif tidak (dibawa). Kami bicara secara fakta. Kalau ada saksi dan bukti lain yang memang Sangat dianjurkan diajukan, silakan lapor ke polres dan propam Nanti akan kami selidiki. Tapi fakta apa yang kami sampaikan Merupakan saksi dan yang terlibat secara langsung,” lanjutnya.

Suharyono Bahkan membeberkan hasil dari perkembangan visum et repertum dan autopsi. Pertama, ia membenarkan terdapat lecet-lecet di tubuh Afif.

“Ada lecet-lecet di tubuh iya. Ada luka memar, iya. Karena dugaan jatuh dari sepeda Kendaraan Bermotor Roda Dua, dugaan (akibat) melompat ke sungai kemudian ada luka-luka,” kata Ia.

Kemudian perihal lebam, kata Suharyono, itu merupakan lebam mayat. Ahli forensik Sudah menyampaikan, lebam muncul karena durasi jenazah Afif yang ditemukan sekitar 9 jam setelah ia melompat.

“Lebam mayat muncul karena 9 jam sejak pukul 03.40 WIB sampai 11.55 WIB jenazah ditemukan oleh saksi. Kemudian ada patah tulang. Tulang punggung bagian iga kiri belakang nomor satu sampai 6. Itu kemudian dari patahan menusuk paru-paru robek 11 centimeter. Itu Dalang kematiannya,” katanya lagi.

(ned/wis)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA