Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Komunikasi dan Informatika) menargetkan para kandidat pengantin, remaja putri, serta ibu-ibu muda untuk peduli terhadap gizi sejak dini untuk menghindari terjadi stunting atau gizi buruk.
Dalam Genbest Talk Purwakarta pada Kamis (27/6), PIC Penyusunan Program dan Pemantauan Kesehatan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Irawan Prayoga menyatakan, menjaga kesehatan sejak remaja Berniat dapat mencegah stunting pada generasi mendatang.
Pasalnya, kesehatan generasi muda Saat ini Bahkan Bahkan sebagai kandidat orang tua dapat mempengaruhi kemungkinan anak terkena stunting.
“Dengan mengetahui informasi, maka mereka Berniat terketuk hatinya untuk bergerak memahami dan ikut menyebarkan informasi yang benar tentang stunting,” kara Irawan.
dr Gia Pratama yang hadir sebagai narasumber menyatakan sepakat. Menurutnya, generasi muda berpotensi besar sebagai agen perubahan guna memutus mata rantai stunting, sehingga dapat dibangun generasi penerus yang lebih sehat dan cerdas.
“Dengan pengetahuan dan kepedulian terhadap stunting, mereka dapat menyebarkan informasi dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting. Karena itu, penting bagi generasi muda untuk mengetahui apa itu stunting dan bagaimana penyebabnya,” kata Gia.
Di sisi lain, Gia Bahkan mendorong pasangan yang Berniat menikah untuk melakukan Diagnosis. Diagnosis pra-nikah ini dinilai penting, sehingga kondisi kesehatan kedua kandidat pengantin dapat diketahui secara menyeluruh, termasuk status gizi, anemia, dan riwayat kesehatan.
Nantinya, hasil pemeriksaan itu dapat menjadi dasar untuk intervensi pencegahan stunting, antara lain melalui pemberian Pendukung Kesehatan gizi, edukasi pola makan sehat, dan skrining penyakit.
Misalnya, anemia. Gie menjelaskan, kandidat pengantin wanita yang menderita anemia atau kekurangan sel darah merah atau hemoglobin dapat berakibat fatal bagi kesehatan ibu dan janin.
“Anemia dapat menyebabkan kekurangan oksigen pada janin, sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangannya, berisiko stunting,” ucap Gia.
Narasumber Genbest Talk Purwakarta selanjutnya, Kepala Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Ina Hermina menambahkan, pemahaman terkait stunting serta pencegahannya merupakan bekal bagi generasi muda dalam mempersiapkan diri menjadi orang tua yang bertanggung jawab.
Ine menjelaskan, riwayat kesehatan kandidat pengantin dapat Mengoptimalkan risiko stunting pada anak, termasuk diabetes dan hipertensi, infeksi, Sampai sekarang penyakit menular seksual.
Untuk itu, Diagnosis pra-nikah menjadi sangat penting, yang setidaknya dilakukan 3 bulan sebelum pernikahan.
“Diagnosis ini penting sekali untuk melakukan intervensi khusus Manakala memang ada masalah kesehatan. Manakala kondisi kesehatan kandidat pengantin Pernah baik, kita Berniat beri sertifikat layak menikah,” kata Ine.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA