Jakarta, CNN Indonesia —
Penjahat siber semakin ‘kreatif’ untuk menjebak korbannya. Terbaru, para penjahat siber memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) yang memungkinkan para pelakunya menggunakan suara tiruan.
Sebuah perusahaan pinjaman online asal Inggris, Starling Bank, beberapa waktu lalu memperingatkan metode penipuan terbaru ini berpotensi mengelabui jutaan orang.
Penipuan ini mengandalkan suara seseorang yang diposting di platform online. Lalu penipu membuat replika suaranya dan mencari kerabat-kerabat orang tersebut untuk ditipu.
Penipu Akan segera menghubungi kerabat atau teman orang tersebut dengan suara replika AI dan meminta Sebanyaknya uang.
“Orang-orang secara rutin mengunggah konten di platform online yang berisi rekaman suara mereka, tanpa membayangkan bahwa hal tersebut membuat mereka lebih rentan terhadap penipuan,” ucap Lisa Grahame, kepala petugas keamanan informasi di Starling Bank, mengutip CNN, Rabu (25/9).
Starling Bank menyebut Sesuai ketentuan survei mereka, terdapat sekitar 750 orang yang tertipu dalam 12 bulan terakhir.
Hasil survei menunjukkan sebanyak 46 persen dari 3.000 responden bahkan tidak mengetahui bahwa metode penipuan tersebut ada. Sementara, 8 persen lainnya menyebut Akan segera mengirimkan uang sebanyak yang diminta Bila itu ke teman atau anggota keluarga.
Lalu, bagaimana caranya Supaya bisa tidak jatuh dalam jebakan para penipu yang menggunakan kloningan suara tersebut?
Starling Bank menyarankan membuat “kata kunci” yang hanya keluarga atau teman dekat yang mengetahuinya. Kata kunci yang simple dan mudah diingat, lalu Bahkan Dianjurkan berbeda dari password yang biasa digunakan.
Hal ini bertujuan untuk membuktikan bahwa kita Di waktu ini Bahkan sedang berbicara dengan orang yang tepat.
Mereka Bahkan menyarankan untuk membagikan kata kunci secara langsung. Sebab Bila membagikan melalui teks, penipu dapat melacak kata kunci tersebut.
Misal Bila Dianjurkan membagikan lewat teks, jangan lupa untuk langsung menghapus pesan yang berisi kata kunci tersebut.
Sebanyaknya pihak selama ini Bahkan Sebelumnya menyuarakan kekhawatiran mereka di tengah pesatnya perkembangan teknologi AI. Pasalnya, teknologi ini seperti dua belah mata pisau.
Di satu sisi dapat Mendukung kerja manusia, tapi di sisi lain AI dapat menjadi senjata para penjahat siber untuk Mendukung mereka mendapatkan informasi-informasi vital seperti akun bank dan menyebarkan misinformasi.
Awal tahun ini OpenAI, perusahaan pengembang ChatGPT, mengenalkan alat untuk mereplikasi suara yang bernama Voice Engine. Justru mereka tidak merilis alat tersebut ke publik, dengan alasan ancaman penyalahgunaan suara sintetik.
(wnu/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA