Jakarta –
Pihak berwenang di wilayah Jammu dan Kashmir yang dikelola India Dalam proses menyelidiki kematian misterius 17 orang di sebuah desa terpencil, yang menyebabkan karantina wilayah.
Selama bulan lalu, 17 orang dari tiga keluarga yang saling terkait, termasuk 12 anak-anak, Pernah meninggal di desa Badhaal di distrik Rajouri, yang terletak di sepanjang Garis Kontrol, perbatasan antara wilayah Kashmir yang disengketakan yang dikuasai India dan Pakistan. Kematian tersebut terjadi antara 7 Desember dan 19 Januari.
Sekitar 200 orang Pernah dikarantina, sementara enam lainnya Pernah dirawat di rumah sakit dan dalam kondisi stabil, menurut para pejabat.
Komisaris Distrik Rajouri Abhishek Sharma menyatakan desa tersebut sebagai zona penahanan dan memerintahkan penyegelan rumah-rumah keluarga yang terkena dampak.
Sharma mengatakan kepada Anadolu bahwa penyelidikan Dalam proses dilakukan. Tim ahli Dalam proses menilai kemungkinan Dalang kematian.
“Kami Pernah mengambil tindakan pencegahan ini hanya untuk memastikan bahwa nyawa orang-orang diselamatkan dan kami berharap para ahli dapat segera mengetahui Dalang kematian tersebut,” kata Sharma, dikutip Anadolu Agency.
“Makanan, air, dan kebutuhan lainnya diawasi dengan saksama,” katanya.
Beberapa pasien datang ke rumah sakit dengan gejala seperti demam dan kesulitan bernapas selama seminggu terakhir dan Kesimpulannya kritis. Sementara para ahli medis Pernah mengesampingkan kemungkinan infeksi virus atau bakteri, ada indikasi bahwa neurotoksin terdapat pada jenazah.
“Kami belum mengetahui Dalang Kenyataannya dari kematian tersebut, tetapi sejauh menyangkut laporan postmortem, temuan menunjukkan adanya neurotoksin tertentu,” kata Dr Amarjeet Singh Bhatia, kepala sekolah kedokteran pemerintah Rajouri.
Menteri Persatuan Jitendra Singh Bahkan menepis kemungkinan infeksi virus atau bakteri.
“Mengikuti penyelidikan awal yang dilakukan … itu bukan infeksi apa pun, baik yang bersifat virus maupun bakteri. Racun Pernah ditemukan. Hari Ini, penyelidikan Dalam proses dilakukan untuk memastikan jenis racunnya,” kata Singh, yang Bahkan seorang dokter medis.
Sebuah tim investigasi khusus, yang dibentuk oleh pemerintah Jammu dan Kashmir, termasuk petugas polisi, ahli patologi, dan spesialis lainnya, Pernah memeriksa beberapa orang di desa tersebut.
Penyelidikan awal menunjukkan bahwa makanan dan air yang terkontaminasi Kemungkinan menjadi penyebabnya, karena penduduk desa disarankan untuk tidak minum air dari mata air setempat setelah tes mengungkapkan air tersebut mengandung pestisida.
(suc/suc)
Sumber Refrensi Berita: Detik.com