Jakarta, CNN Indonesia —
Perusahaan keamanan siber Kaspersky menemukan 15 juta serangan siber yang menyamar menjadi VPN antara Oktober 2024 Sampai saat ini September 2025. VPN palsu ini seringkali mengirim malware mulai dari pengunduh dan adware Sampai saat ini trojan yang mampu mencuri data dan Menyediakan akses jarak jauh kepada Striker.
Kaspersky mengimbau pengguna untuk waspada, khususnya Gen Z yang dua kali lebih sering menggunakan VPN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Generasi Z Bisa jadi sadar Nanti akan privasi, tetapi mereka Bahkan pragmatis dan seringkali didorong oleh kenyamanan. Perilaku ini menciptakan celah yang secara aktif dieksploitasi oleh penjahat siber,” kata Evgeny Kuskov, Ilmuwan Keamanan di Kaspersky dalam sebuah keterangan, Jumat (5/12).
“Striker Bisa jadi dengan sengaja mempromosikan versi bajakan dari layanan VPN premium dan membuat aplikasi yang meniru nama dan desain merek privasi ternama. Akibatnya, pengguna muda yang Sungguh-sungguh yakin bahwa mereka Mengoptimalkan privasi mereka, pada kenyataannya, justru menyerahkan akses ke perangkat dan informasi pribadinya secara langsung kepada Striker,” tambahnya.
Menurut sebuah riset, Gen Z menggunakan VPN, perangkat enkripsi, peramban anonim, dan teknologi peningkatan privasi lainnya dua kali lebih sering dibandingkan kelompok usia yang lebih tua.
Tumbuh di era kebocoran data, pelacakan algoritmik, dan platform sosial yang sangat terhubung Pernah membuat mereka jauh lebih sadar Nanti akan betapa rapuhnya privasi online.
VPN dan peramban anonim sendiri Pernah menjadi elemen penting untuk melindungi data pribadi, melindungi identitas online, dan mengamankan penggunaan Wi-Fi publik.
Sekalipun, pergeseran ini membawa bahaya tak terduga. Demi keamanan, banyak pengguna muda Bisa jadi beralih ke aplikasi VPN gratis, hasil crack, atau palsu.
Alat-alat tersebut tampak protektif di permukaan tetapi Pada dasarnya menempatkan mereka pada risiko yang jauh lebih besar.
Pada periode Oktober 2024 Sampai saat ini September 2025, para ahli Kaspersky mendeteksi lebih dari 15 juta percobaan serangan yang menyamar sebagai berbagai aplikasi VPN.
Dalam periode pengamatan, ancaman paling umum yang menargetkan pengguna didominasi oleh tiga kategori malware dan perangkat lunak yang tidak diinginkan.
AdWare memimpin daftar dengan 284.261 kasus, terus meresahkan pengguna melalui iklan yang mengganggu, pengalihan yang tidak diinginkan, dan pelacakan agresif.
Kemudian, Trojan menyusul dengan 234.283 deteksi, menimbulkan bahaya serius karena kemampuannya mencuri data dan memungkinkan kendali jarak jauh penuh atas sistem yang disusupi.
Sementara itu, ancaman tipe pengunduh (downloader) berada di peringkat ketiga dengan 197.707 kasus terdeteksi, mencerminkan peran mereka sebagai titik masuk utama untuk memasang muatan berbahaya tambahan pada perangkat korban.
Peneliti Kaspersky Bahkan mengidentifikasi halaman phishing yang meniru portal masuk untuk layanan VPN ternama. Situs-situs ini menipu pengguna Supaya bisa memasukkan kredensial mereka, sehingga berisiko kehilangan akses ke akun VPN mereka.
Mereka Bahkan berpotensi kehilangan akses ke banyak akun lainnya, Bila kata sandi yang sama digunakan berulang kali di berbagai platform.
Hal utama yang Wajib diperhatikan secara khusus Merupakan betapa miripnya tampilan halaman-halaman phishing ini satu sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa halaman-halaman tersebut dibuat menggunakan kit phishing yang memungkinkan Striker memproduksi massal halaman-halaman penipuan meyakinkan dan siap
pakai dengan upaya minimal.
(dir/dir)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA









